Saturday, March 14, 2009

Siapakah pilihan Anda?

Sebentar lagi pemilu akan dilaksanakan, banyak partai yang berpartisipasi, baik dari partai lama maupun partai baru. Tetapi dari sekian banyak partai ini manakah yang seharusnya kita pilih? Setiap orang memiliki pandangan berbeda, terutama orang-orang dari partai-partai tersebut. Begitu juga dengan diri saya sendiri, memiliki pandangan pribadi.

Walaupun saya belum meyakinkan diri saya sendiri partai manakah yang saya pilih, tetapi ada 1 hal yang saya sudah tetapkan. Hal itu adalah saya TIDAK akan memilih PDI-P dan PDS. Jika Anda menanyakan mengapa silakan lihat berita berikut ini "PDIP-PDS Walk Out".

Kedua partai ini memiliki pandangan berbeda dengan partai lain, karena apa? Karena mereka tidak menyetujui disahkannya RUU anti pornografi. Hmmm.....kenapa mereka tidak setuju? Menurut berita tersebut, karena isi pasal tidak sesuai dengan judul, lalu ada pasal yang mengatur peran serta masyarakat, dan yang terakhir adanya masalah pada pasal 4.

Mari kita ulas satu-persatu. Pasal tidak sesuai dengan judul, UU bukanlah novel, jadi jangan menganggap pasal memiliki judul. Judul hanya satu, yaitu "Undang Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi". Isinya tidak akan mencakup selain soal tersebut. Jadi pasal tidak sesuai dengan judul bukan merupakan suatu alasan.

Kedua, pasal yang mengatur peran serta masyarakat. UU dibuat untuk mengatur masyarakat. Dilihat dari hal tersebut saja sudah cukup kalau alasan ini dibuat-buat.

Ketiga, masalah pada pasal 4. Kalau Anda lihat dari berita, maka sudah sepantasnya kalau mereka tidak setuju. Tapi tahukan Anda isi pasal 4? Mari kita lihat bersama. Berikut ini adalah *cuplikan dari RUU Pornografi :

Bagian Pertama
Pornografi
Pasal 4

Setiap orang dilarang membuat tulisan, suara atau rekaman suara, film atau yang dapat disamakan dengan film, syair lagu, puisi, gambar, foto, dan/atau lukisan yang mengeksploitasi daya tarik bagian tubuh tertentu yang sensual darf orang dewasa.

Apakah Anda terkejut? Jika ya, maka hal tersebut sangat wajar. Kita dalam hal ini sebagai masyarakat awam yang tidak tahu apa-apa, sangat mudah untuk dibohongi. Apakah Anda melihat ada kata-kata "homoseksualitas"? Lalu mengapa mereka tidak mengatakan yang sebenarnya? Berikut adalah pemikiran saya pribadi.

Mereka melakukan Walk Out adalah untuk menolak RUU Pornografi disahkan. Tentu saja para jurnalis ingin mengetahui alasan mereka, lalu mereka mengatakan alasan-alasan tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah mereka mengatakan alasan yang palsu. Mengapa mereka tidak mengatakan alasan yang sebenarnya? Tentu saja karena mereka tidak bisa mengatakannya. Mereka MUNGKIN menginginkan hal yang "menyenangkan" tersebut dengan bebas beredar, agar mereka bisa mendapatkannya dengan mudah. Hmm... hobi yang buruk. Atau bahkan lebih buruk lagi, mereka adalah pengedar benda-benda tersebut.

Jika Anda masih setuju dengan mereka, maka kita abaikan hal di atas. Kita lihat dari sisi lain. UU ini sangat kontroversial. Banyak sekali yang MENOLAK, sekali lagi saya katakan MENOLAK UU ini. Seperti yang Anda semua tahu, banyak sekali orang-orang berdemo MENOLAK UU Pornografi. Bagaimanapun juga, UU dibuat untuk melindungi masyarakat. Jadi mengapa mereka berdemo menolak UU ini? Saat mereka dilontarkan pertanyaan tersebut, mereka selalu mengakatakan bahwa UU Pornografi banyak kekurangan, cacat dsb. Tetapi apakah mereka berarti setuju dengan adanya pornografi di Indonesia? Para jurnalis tentu saja akan mengatakan tidak, karena jurnalis bersifat netral. Berbeda dengan pendapat saya, dengan sangat yakin akan saya katakan bahwa mereka menginginkan pornografi itu bukan menjadi sesuatu yang jelek. Saat mereka semua berdemo, mereka semua meneriakkan "Tolak RUU Pornografi!". Jikalau mereka tidak menginginkan pornografi beredar dengan bebas, maka saat demo seharusnya mereka meneriakkan "Perbaiki RUU Pornografi" atau "Sempurnakan RUU Pornografi". Sebagian besar dari mereka yang berdemo adalah orang-orang terpelajar, sehingga tidak mungkin mereka tidak bisa membedakan antara kata "TOLAK" dan kata "PERBAIKI", karena dua kata tersebut sangatlah berbeda. Dengan kata lain, mereka 100% menyetujui adanya pornografi di Indonesia.

Ada kemungkinan yang lain, yaitu mereka semua telah dibohongi oleh suatu pihak. Seperti yang terpadat pada berita tadi bahwa masyarakat tidak tahu secara mendetail akan hal-hal yang tersebut, sehingga mudah dibohongi. Mereka yang marah tanpa pikir panjang langsung berdemo untuk menyuarakan pendapatnya, yang telah dikotori. Padahal mereka mungkin saja akan setuju jika melihat berkas RUU yang asli.

Dari kedua kemungkinan itu, PDI-P dan PDS sama halnya dengan mereka. Tetapi ada yang berbeda, yaitu mereka adalah wakil rakyat. Saya tidak akan membiarkan orang-orang "bejat" yang menyetujui pornografi beredar dengan bebas, maupun orang-orang yang mudah dibohongi menjadi wakil rakyat. Saya ingin Indonesia maju. Kalau orang-orang seperti mereka memimpin rakyat, apalah jadinya Indonesia nanti. Walau ada fraksi yang melakukan walk out, tetapi untunglah RUU tersebut sudah disahkan menjadi UU. Bayangkan jika orang-orang tersebut jumlahnya lebih banyak dari sekarang, RUU ini mungkin hanya menjadi RUU saja.

Kesimpulannya, saya tetap pada pendirian saya, yaitu tidak memilih PDI-P dan PDS. Lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah menetapkan pilihan?

*RUU yang menjadi kontroversi

4 comments:

  1. tumben ngomongin politik mas iting....

    udah berkembang yah sekarang?cie....
    ikut2an gw....nulis tulisan yang sedikit berbobot
    hahahha

    ReplyDelete
  2. karena ini adalah persoalan penting, jadi harus dibahas
    huhuhu

    ReplyDelete
  3. WOOHOOOOO SAPTA!!!!

    Baru tau ada blog... Cerita2 donk... :P :P :P

    Mantab lah pemilu DPR taun ini, pokoknya bakal terjadi mirip yg gw ceritain dulu:
    1. Bawa spidol whiteboard yg tebel
    2. Gambar calon yg anda inginkan di kertas surat suara
    3. Nikmati indahnya saat surat suara anda dihitung..

    ReplyDelete
  4. kalo gw sih ga usah bawa spidol
    soalnya gw minta kertas suara dikirim ke tempat gw, kejauhan kalo pergi ke tps

    ReplyDelete